Jumat, 15 Maret 2024

Nabi Muhammad ﷺ Seorang Yang Ummi ( الأمي )




 

Nabi Muhammad Seorang Yang Ummi ( الأمي )

     Allah Ta'ala berfirman :

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ

Yaitu orang-orang yang mengikuti rasul, sang nabi yang ummi, yang mereka jumpai keterangan tertulis dalam kitab taurat dan injil yang ada di tengah mereka. (QS. Al-A’raf: 157)

فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Berimanlah kalian kepada Allah, Rasul-Nya, sang nabi yang ummi, yang beliau beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya. Ikutilah beliau agar kalian mendapat petunjuk. (QS. Al-A’raf: 158)

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang ummi seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (as-Sunnah).” (QS. Al-Jumu’ah: 2)

وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ

“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).” (QS. Al-Ankabut: 48)

Makna "Ummi" ( الأمي ) Itu Beda Dengan Bodoh

     Al-Qurthubi menyebutkan beberapa keterangan seputar makna Ummi,

قال ابن عباس: الاميون العرب كلهم، من كتب منهم ومن لم يكتب، لانهم لم يكونوا أهل كتاب. وقيل: الاميون الذين لا يكتبون. وكذلك كانت قريش. وروى منصور عن إبراهيم قال: الامي الذي يقرأ ولا يكتب

Ibnu Abbas mengatakan : "al-Ummi adalah semua orang arab, baik mereka yang bisa menulis maupun mereka yang tidak bisa menulis. Karena mereka bukan ahli kitab. Ada yang mengatakan, al-Ummiyun adalah mereka yang tidak bisa menulis, dan seperti itu kondisi orang Quraisy. Dan diriwayatkan oleh Manshur dari Ibrahim, beliau mengatakan, al-Ummi adalah orang yang bisa melafalkan tapi tidak bisa menulis. (lihat Tafsir al-Qurthubi, 18/91-92).

     Ibnu Abbas juga menjelaskan ayat di surat al-Ankabut,

كان نبيكم صلى الله عليه وسلم أميا لا يكتب ولا يقرأ ولا يحسب

Nabi kalian  adalah orang ummi, tidak menulis, membaca, dan tidak bisa ilmu hisab. Lalu Ibnu Abbas membaca firman Allah di surat al-Ankabut: 48. (lihat Tafsir al-Qurthubi, 7/298)

     Dan kondisi tidak bisa membaca tulisan, sama sekali tidak menunjukkan bahwa beliau kecerdasannya rendah. Banyak tokoh hebat di tengah Quraisy, mereka tidak bisa membaca tulisan. Namun kecerdasan ketika itu diukur dari kedewasaan dan bijaksana dalam bersikap. Beliau bisa menyelesaikan kasus dengan baik, dewasa ketika menghadapi masalah, itulah orang ummi.

     Ummi itu maknanya beda dengan bodoh. Adapun bahasa Arabnya "bodoh" diantaranya :

أَبْلَه، أحْمَقَ، جَاهِل، خَرُقَ - يَخْرُقُ - خَرَاقَةً، سَخِيْف، سَفِيْه، غَبِيّ، مَجْنُوْن


Hikmah Diutusnya Nabi ﷺ Seorang Yang "Ummiy"

    
     Lantas apa hikmah diutus nabi al ummiy? Allah Ta'ala memberikan alasannya dalam surah Al-Ankabut: 48 :

وَمَا كُنْتَ تَتْلُوْا مِنْ قَبْلِهٖ مِنْ كِتٰبٍ وَّلَا تَخُطُّهٗ بِيَمِيْنِكَ اِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُوْنَ

“Dan engkau (Nabi Muhammad) tidak pernah membaca suatu kitab pun sebelumnya (Al-Qur’an) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu. Sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis,) niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya (bahwa ia dari Allah).” (QS. Al-Ankabut: 48).

قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ: فَإِنْ قِيلَ مَا وَجْهُ الامتنان فإن بَعَثَ نَبِيًّا أُمِّيًّا؟ فَالْجَوَابُ عَنْهُ مِنْ ثَلَاثَةِ أَوْجُهٍ: أَحَدُهَا: لِمُوَافَقَتِهِ مَا تَقَدَّمَتْ بِهِ بِشَارَةُ الْأَنْبِيَاءِ. الثَّانِي: لِمُشَاكَلَةِ حَالٍ لِأَحْوَالِهِمْ، فَيَكُونُ أَقْرَبَ إِلَى مُوَافَقَتِهِمْ. الثَّالِثُ: لِيَنْتَفِيَ عَنْهُ سُوءُ الظَّنِّ في تعليمه ما دعى إِلَيْهِ مِنَ الْكُتُبِ الَّتِي قَرَأَهَا وَالْحِكَمِ الَّتِي تَلَاهَا.

     Al Mawardi rahimahullah berkata : Jika ada orang yang bertanya, apa sisi kelebihan dengan Allah utus seorang nabi yang ummi, Maka jawabannya, ada 3 alasan mengenai hal ini,

(1)  Agar sesuai dengan informasi dan kabar gembira yang disampaikan para nabi sebelumnya tentang kehadiran beliau.

(2)  Agar sesuai dengan keadaan orang arab, sehingga lebih dekat dengan kesamaan mereka

(3) Untuk menghilangkan su’udzan karena beliau dianggap telah mengajarkan kitab-kitab yang telah beliau baca sebelumnya.

(lihat Tafsir Al-Qurthubi QS. Al Jumu'ah : 2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H

  Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H ✍🏻  Hujjah Dan Burhan Terhunus ...