Kamis, 25 Januari 2024

Jawaban Atas Tuduhan : Umat Islam Menyembah Ka’bah ( Batu )







 


Jawaban Atas Tuduhan : Umat Islam Menyembah Ka’bah ( Batu )

     Jawaban hal ini cukup mudah, karena semua orang Islam yakin (bahkan sebagian non muslim juga) paham bahwa Ka’bah adalah arah qiblat/kiblat kaum muslimin dan bukan sesembahan (Ilah). Berikut beberapa jawaban dari tuduhan (syubhat) tersebut :

1.  Allah Ta’ala memerintahkan menyembah Rabb-nya Ka’bah
     Kaum muslimin bukan menyembah Ka’bah, tapi menyembab Rabb Pemilik Ka'bah. Allah Ta’ala berfirman :

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ

“Maka hendaklah mereka menyembah Rabb Pemilik rumah ini (Ka’bah).” (QS. Al-Quraisy: 3)

2.  Kiblat di awal Islam bukan Ka'bah melainkan ke arah Baitul Maqdis di Palestina
     Jadi apakah Rabb atau sesembahan umat Islam berganti apabila berpindah kiblat? Dari yang asalnya menyembah Baitul Maqdis kemudian ganti sesembahan yaitu menyembah Ka'bah. Tentu jawabnya tidak. Allah menurunkan ayat terkait perpindahan kiblat kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman :

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ

"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya." (QS. Al-Baqarah : 144)

3.  Perkataan Umar Ibnu Al Khaththab terkait Hajar Aswad

عَنْ عَابِسِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ يُقَبِّلُ الْحَجَرَ وَيَقُولُ إِنِّى لَأُقَبِّلُكَ وَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُقَبِّلُكَ لَمْ أُقَبِّلْكَ

Dari ‘Abis bin Rabi’ah, ia berkata, “Aku pernah melihat Umar (Ibnu Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu) mencium hajar Aswad. Lantas Umar berkata, “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu.” (HR. Al-Bukhari, no. 1597, 1605 dan Muslim, no. 1270). Dalam riwayat lain disebutkan,

إِنِّى لَأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

“Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudarat (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.” ( HR. Muslim, no. 1270)

4.  Ketika sholat sunnah di kendaraan kita boleh menghadapkan wajah kita mengikuti arah kendaraan dan tidak senantiasa wajib menghadap Ka'bah. Karena yang disembah memang bukan Ka'bah.

وَعَنْ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ – رضي الله عنه – قَالَ : – رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
زَادَ اَلْبُخَارِيُّ : – يُومِئُ بِرَأْسِهِ , وَلَمْ يَكُنْ يَصْنَعُهُ فِي اَلْمَكْتُوبَةِ

Dari ‘Amir bin Rabi’ah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shalat di atas kendaraannya ke arah mana saja kendaraan itu menghadap.” (Muttafaqun ‘alaih) (HR. Bukhari, no. 1093 dan Muslim, no. 701)
Al-Bukhari menambahkan, “Beliau memberi isyarat dengan kepalanya, namun beliau tidak melakukannya pada shalat wajib.”

5.  Orang kafir Quraisy pun tidak ada menyembah Ka’bah saat itu, mereka menaruh berhala-berhala mereka di Ka’bah sebagai sesembahan.
     Ketika Fathul Mekkah, kaum muslimin menghancurkan berhala-berhala ini dari Ka’bah dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghancurkan berhala-berhala di ka’bah tersebut dengan tangan beliau sendiri dengan membaca firman Allah.

قُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَمَا يُبْدِئُ الْبَاطِلُ وَمَا يُعِيدُ

"Katakanlah: “Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.” (QS. Saba’ : 49)
     Demikian juga orang kafir pun pada zaman sekarang aslinya juga banyak yang tahu bahwa sesembahan orang Islam adalah Allah dan bukan Ka'bah.

6.  Adzan di atas Ka'bah
     Ketika peristiwa Fathu-Makkah terjadi, Rasulullah ﷺ memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan di atas Ka’bah. Ini menunjukkan Ka'bah yang Bilal berdiri di atasnya itu bukan sesembahan, tapi hanya qiblat. Apa ada sesembahan yang boleh diinjak.??

7.  Kaum muslimin tidak ada yang punya keyakinan Ka'bah sebagai sesembahan ataupun tuhan. Tidak ada kaum muslimin yang membuat bangunan semisal Ka’bah atau miniatur Ka’bah kemudian ditaruh di masjid untuk disembah atau di bawa ke mana-mana untuk disembah.


Bagaimana Mungkin Umat Islam Dikatakan Menyembah Ka'bah Jika Kehormatan Seorang Mukmin Saja Itu Lebih Agung Daripada Ka'bah.??


     Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma menceritakan:

نظر رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى الكعبة، فقال: ما أعظم حُرْمَتك. وفي رواية أبي حازم: لما نظر رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى الكعبة، قال: مرحبًا بك من بيت، ما أعظمك وأعظم حُرْمَتك، ولَلْمؤمن أعظم حُرْمَة عند الله منكِ، إنَّ الله حرَّم منكِ واحدة، وحرَّم من المؤمن ثلاثًا: دمه، وماله، وأن يُظنَّ به ظنَّ السَّوء

“Rasulullah pernah menatap Ka’bah seraya berkata: "Alangkah agungnya kehormatanmu". Dalam riwayat Abu Hazim radhiallahu ‘anhu: "Ketika Rasulullah menatap Ka’bah, beliau bersabda: “Selamat datang wahai Ka’bah, betapa mulianya kamu, dan betapa agungnya kehormatanmu".
"Dan kehormatan seorang mukmin lebih agung dibandingkanmu. (Karena) sesungguhnya Allah hanya mengharamkan satu hal darimu, sementara dari seorang mukmin Allah mengharamkan tiga hal, darahnya, hartanya dan berprasangka tidak baik kepadanya." (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman no.6706, Kata al Albani rahimahullah dalam as Shahihah no.3420, sanadnya hasan, seluruh perawinya kredibel.)

حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ بْنُ أَبِي ضَمْرَةَ نَصْرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سُلَيْمَانَ الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي قَيْسٍ النَّصْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَطُوفُ بِالْكَعْبَةِ وَيَقُولُ مَا أَطْيَبَكِ وَأَطْيَبَ رِيحَكِ مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَحُرْمَةُ الْمُؤْمِنِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ حُرْمَةً مِنْكِ مَالِهِ وَدَمِهِ وَأَنْ نَظُنَّ بِهِ إِلَّا خَيْرًا

Telah menceritakan kepada kami (Abu Al Qasim bin Abu Dlamrah Nashr bin Muhammad bin Sulaiman Al Himshi) telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami (Abdullah bin Abu Qais An Nashr) telah menceritakan kepada kami (Abbdullah bin Umar) dia berkata, "Aku melihat Rasulullah thawaf di Ka'bah sambil mengucapkan: "Alangkah indahnya kamu, alangkah harumnya baumu, alangkah agungnya dirimu dan alangkah agungnya kehormatanmu. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh kehormatan seorang mukmin, hartanya, darahnya itu lebih agung di sisi Allah darimu, dan kami tidak berprasangka kepadanya kecuali dengan baik." (Hadits Ibnu Majah Nomor 3922)

.والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H

  Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H ✍🏻  Hujjah Dan Burhan Terhunus ...