Apa Benar Kata Ganti "Nahnu" ( Kami ) Itu Pasti Menunjukkan Lebih Dari Satu (Jamak) ?
Penggunaan Lafazh " نَحْنُ " (Nahnu/Kami) Sebagai Kata Ganti Allah
https://wahaiahlikitab.blogspot.com/2024/01/apa-benar-kata-ganti-nahnu-kami-itu.html?m=1
Nahnu adalah salah satu jenis dari isim dhomir yang merujuk pada pihak yang berbicara atau mutakallim. Nahnu tulisan Arab tertulis نَحْنُ yaitu tiga huruf (Nun, Ha’ dan Nun) yang semuanya disambung. Dalam al Quran Surah al Waqiah ayat : ( نَحْنُ خَلَقْنَاكُمْ ) "Kami telah menciptakan kalian." (QS. Al-Waqiah 57).
Penggunaan lafaz nahnu sebagai kata ganti Allah ini memiliki tujuan tersendiri. Tujuannya seperti sebagai penghormatan (Ta’dhim), keterlibatan makhluk lain (yang hakikatnya makhluk yang terlibat tersebut ciptaan Allah) dan lain sebagainya. Allah sering mempergunakan dhomir Nahnu ini untuk merujuk pada Dzatnya, seperti contoh di atas. Bukan berarti Allah itu lebih dari satu, Na’udzubillah!. Yang dikehendaki dengan pemilihan diksi (yaitu pilihan kata yang tepat serta selaras dan bertujuan agar pembaca dapat memahami teks dalam tulisan) "Nahnu" dalam konteks ini adalah kami yang merujuk pada bentuk kata ganti Tunggal, namun bermakna penghormatan (Ta’dhim). Di sini, penggunaan kata “Nahnu” oleh Allah menunjukkan penghormatan dan pengagungan terhadap-Nya sendiri.
Allah Ta'ala berfirman :
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ ٩
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al Hijr : 9). Itu artinya Allah menjaga Al Qur'an bisa melalui hamba-hambanya baik dari kalangan malaikat ataupun orang-orang mukmin yang mana mereka semua hakikatnya juga ciptaan Allah.
■ Dalam penciptaan manusia disebutkan 2 jenis lafazh :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
" 56. Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz Dzariyyat : 56)
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia, jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, sesungguhnya Kami telah menciptakan (orang tua) kamu (Nabi Adam) dari tanah, kemudian (kamu sebagai keturunannya Kami ciptakan) dari setetes mani, lalu segumpal darah, lalu segumpal daging, baik kejadiannya sempurna maupun tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu (tanda kekuasaan Kami dalam penciptaan). Kami tetapkan dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian, Kami mengeluarkanmu sebagai bayi, lalu (Kami memeliharamu) hingga kamu mencapai usia dewasa. Di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) yang dikembalikan ke umur yang sangat tua sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya (pikun). Kamu lihat bumi itu kering. Jika Kami turunkan air (hujan) di atasnya, ia pun hidup dan menjadi subur serta menumbuhkan berbagai jenis (tetumbuhan) yang indah. (QS Al-Hajj Ayat 5)
Lafazh Kholaqtu (خلقت) biasanya digunakan untuk menetapkan atau sebatas mengkabarkan tanpa menjelaskan proses penciptaan. Sedang lafazh Kholaqna (خَلَقْنَا) biasanya digunakan Allah untuk mengabarkan atau ada informasi tambahan tentang proses penciptaan makhluk. Seperti ada keterlibatan malaikat peniup ruh, orang tua yang mengandung, dokter, bidan dll. Yg mana mereka semua hakekatnya juga ciptaan Allah. Justru itu menunjukkan kesempurnaan bahasa Arab pada Al-Qur'an.
■ Allah Itu Maha Raja Diraja Sehingga Tidak usah heran punya para utusan, balantara di langit dan di bumi ataupun kerajaan. Tapi Dia Maha Tunggal. Di antara nama Allah adalah al-Malik ( الْمَلِكُ ) dan al-Maliik ( الْمَلِيكُ ). Hal ini berdasarkan firman Allah,
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَيۡمِنُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَكَبِّرُۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِكُونَ
“Dia-lah Allah Yang tiada Ilahi (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al-Hasyr : 23)
■ CATATAN :
1. Kita disyari'atkan mengucapkan "Assalamu'alakum" dan bukan "Assalamu'alaika" walau berjumpa 1 orang. Sebagaimana juga "antum" bisa digunakan untuk kata ganti 1 orang. Justru "anta/ente" kadang bisa dianggap kurang halus. Demikian juga penggunaan nahnu (kami).
2. Bahasa Arab itu bukan bahasa kalian, sehingga bangsa Arab itu lebih paham penggunaan kata "nahnu" dibanding kalian dan kalian tidak punya hak untuk protes. Kaum musyrikin Quraisy saja yang ahli dalam bahasa Arab tak ada yang memahami Allah itu lebih dari 1, tapi tunggal. Itu sebabnya dalam penerjemahan Al Qur'an tetap wajib menulis lafazh Arabnya. Supaya tidak bisa diselewengkan maknanya oleh orang-orang semacam kalian atau para pengikut hawa nafsu. Paham?
Penggunaan Kata Ganti "Kami" Dalam Bahasa Indonesia
■ PERHATIKAN !! : "kami adalah kata ganti orang atau pronomina pertama jamak atau tunggal yang bersifat menunjukkan kehormatan si pembicara yang bersifat eksklusif."
Itu artinya "kami" dalam bahasa Indonesia pun juga bisa diucapkan 1 orang atau tunggal. Kata ganti kami dalam konteks Indonesia juga sering digunakan para tokoh, pejabat presiden ataupun raja. Coba perhatikan ketika mereka berpidato. Hal ini lazim terjadi. Demikian juga tujuannya untuk ta'dhim (mengagungkan diri).
Dalam hal ini banyak sekali contoh penggunaan, diantaranya :
(1) "Kami atas nama bangsa Indonesia/NKRI" ternyata presidennya juga cuma 1 dan diucapkan 1 presiden. Dan tidak menunjukkan presidennya banyak.
(2) "Kepada para undangan, kami persilahkan.." padahal yang mengucapkan bukan banyak orang, tapi 1 orang.
(3) "Kepada para wisudawan, kami persilahkan ..."
walau yang mengucapkan hanya 1 orang. Dan tak ada yang memahami itu diucapkan 3 orang.
(4) Seorang raja bisa berkata : "Kami akan menghukum kalian". Jangan dipahami rajanya banyak atau tidak punya kuasa. Pada hakekatnya yg memberi hukuman adlh raja tp lewat org2 yg dibawah kekuasaan raja.
(5) Bisa bermakna mewakili. Seperti "kami putra putri..", "kami sebagai murid", "kami sebagai pendengar", "kami sebagai rakyat" dsb tidak tidak menunjukkan pasti diucapkan lebih dari 2 orang, tapi juga bisa diucapkan satu orang. Untuk contoh semisal ini terkandung makna "mewakili" dan bukan menunjukkan yang mengucapkannya pasti dari 1 orang. Dan sebagainya.
Penutup
Demikian penjelasan tentang "نَحْنُ" (nahnu) artinya adalah kata ganti kami atau kita. Kata ganti “Nahnu” dalam bahasa Arab dan Al-Qur’an memiliki arti “kami” atau “kita”. Meskipun Allah tunggal, penggunaan kata ganti ini oleh-Nya menunjukkan penghormatan dan pengagungan terhadap diri-Nya.
Dalam konteks lebih luas, Nahnu artinya penggambaran bahwa pernyataan atau tindakan yang dibuat dengan menyebutkan ‘kami’, menunjukkan nilai otoritas yang tinggi, mulia dan memiliki cakupan terhadap pihak lain atau kelompok yang terlibat.
Bagi ahli kitab atau siapa saja yang mengingkarinya, maka silahkan jawab/bantah secara ilmiyyah dengan burhan dan hujjah atau buktikan dengan mubahalah.
قل هاتو برهانكم إن كنتم صادقين
"Katakanlah, datangkanlah burhan kalian jika kalian orang yang shodiq (benar) !"
فَاِنْ لَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكَ فَاعْلَمْ اَنَّمَا يَتَّبِعُوْنَ اَهْوَاۤءَهُمْۗ وَمَنْ اَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوٰىهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ
"Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), maka ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." (QS. Al Qoshosh : 50).
رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ
"Ya Robb-ku, berilah keputusan dengan adil. Dan Robb kami Ar Rohman, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kalian katakan.”
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar