Mengalahkan Maut Itu Bukan Dengan Cara Mati, Sebagaimana Mengalahkan Saudara Maut
Ilahi Mengalahkan Maut Itu Bukan Dengan Cara Mati Sebagaimana Untuk Mengalahkan Saudara Maut Bukan Dengan Cara Tidur. Demikian Juga Tak Perlu Mengalami Sakit, Pingsan, Bodoh, Buta, Tuli, Bisu dan Semisal Untuk Mengalahkannya..
✍🏻 TIdur itu saudara maut. Rasulullah ﷺ bersabda :
ﺍﻟﻨَّﻮْﻡُ ﺃَﺧُﻮ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ، ﻭَﻻ ﻳَﻨَﺎﻡُ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔ
“Tidur adalah saudaranya kematian, dan penduduk surga tidaklah tidur”. (HR. Thabrani, bazzar dan selainnya. Hadits Shahih)
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنْ اللَّيْلِ قَالَ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا فَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dari Abu Dzar radliallahu 'anhu dia berkata; "Apabila Nabi ﷺ hendak tidur malam, beliau mengucapkan: 'Allahumma bismika amuutu wa ahya (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup).' Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: 'Al Hamdulillahilladzii ahyaana ba'da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali) '." (HR. Al-Bukhari)
✍🏻 Untuk mengalahkan Al-Maut itu bukan dengan cara mati, melainkan dengan cara menyembelih Al-Maut (kematian) di antara Surga dan Neraka sebagaimana dalam hadits shahih. Nabi ﷺ bersabda :
يُؤْتَى بِالْمَوْتِ كَهَيْئَةِ كَبْشٍ أَمْلَحٍ فَيُنَادِي بِهِ مُنَادٍ : يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ ! فَيَشْرَئِبُوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ, فَيَقًوْلُ : هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ : نَعَمْ, هَذَا الْمَوْتُ, وَكُلُّهُمْ قَدْ رَآهُ, ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ : يَا أَهْلَ النَّارِ فَيَشْرَئِبُوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ, فَيَقُوْلُ : هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ : نَعَمْ, هَذَا الْمَوْتُ وَكُلُّهْمْ قَدْ رَآهُ فَيُذْبَحُ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يَقُوْلُ : يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ خُلُوْدٌ فَلاَ مَوْتَ, وَيَا أَهْلَ النَّارِ خُلُوْدٌ فَلاَ مَوْتَ
“Kematian didatangkan dalam bentuk kambing berkulit hitam putih. Lalu, ada penyeru yang memanggil, ‘Wahai penduduk surga!’ Mereka menengok dan melihat. Penyeru itu berkata, ‘Apakah kalian mengenal ini?’ Mereka menjawab, ‘Ya, itu adalah kematian.’ Mereka semua telah melihatnya. Kemudian penyeru memanggil, ‘Wahai penduduk neraka!’ Mereka menengok dan melihat. Penyeru itu berkata, ‘Apakah kalian mengenal ini?’ Mereka menjawab, ‘Ya, itu adalah kematian.’ Mereka semua telah melihatnya. Kemudian kematian disembelih di antara surga dan neraka. Lalu penyeru berkata, ‘Wahai penduduk surga, kekekalan dan tiada lagi kematian setelahnya, dan wahai penduduk neraka, kekekalan dan tiada lagi kematian setelahnya.’“ (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar