Rabu, 21 Februari 2024

Hakikat Orang Berilmu Dan Orang Yang Cerdas




 

Hakikat Orang Berilmu Dan Orang Yang Cerdas

Hakikat Orang Yang Berilmu ( 'Alim )

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Ali ‘Imran : 18)

.... اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ
               
".... Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun."  (QS. Fathir : 28)

وقال ابن مسعود – رضي الله عنه- : كفى بخشية الله علما، وكفى بالاغترار به جهلا. وقال أيضا: ليس العلم عن كثرة الحديث، ولكن العلم عن كثرة الخشية.

Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata : "Cukuplah khasyyah (rasa takut) kepada Allah disebut sebagai ilmu, dan cukuplah tertipu dengan tidak mengingat-Nya disebut jahl (kebodohan).  Beliau juga bersabda : "Ilmu itu bukanlah banyaknya Hadits, tapi ilmu itu banyaknya khasyyah (rasa takut)." (lihat Jaami’u bayanil ilmi wa fadhlihi, Ibnu ‘Abdil Barr)

     Dalam riwayat lain Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:

ليس العلم بكثرة الرواية ولكن العلم الخشية

"Ilmu itu bukanlah banyaknya (hafalan) riwayat, melainkan ilmu adalah khasyyah (rasa takut kepada Allah)." (lihat Al Fawa'id, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)

قال شيخ الإسلام عن الآية : " وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ كُلَّ مَنْ خَشِيَ اللَّهَ فَهُوَ عَالِمٌ . وَهُوَ حَقٌّ ، وَلا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ كُلَّ عَالِمٍ يَخْشَاهُ " انتهى من "مجموع الفتاوى" (7/539) .

Syaikhul Islam berkata tentang ayat tersebut: “Ini menandakan bahwa setiap orang yang khasyyah (takut) kepada Allah, maka dia 'alim. Dan itu benar, dan tidak menunjukkan setiap 'alim itu khasyyah (takut) kepada-Nya.” Akhir kutipan dari Majmu' al-Fatawa (7/539) .

وقال شيخ الإسلام ابن تيمية في "مجموع الفتاوى" (17/21) : " قوله تعالى : ( إنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ) وَالْمَعْنَى أَنَّهُ لا يَخْشَاهُ إلا عَالِمٌ ; فَقَدْ أَخْبَرَ اللَّهُ أَنَّ كُلَّ مَنْ خَشِيَ اللَّهَ فَهُوَ عَالِمٌ كَمَا قَالَ فِي الآيَةِ الأُخْرَى : ( أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِداً وَقَائِماً يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ ) الزمر/9 " انتهى .

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam “Majmu' al-Fatawa” (17/21) : “Firman Allah Ta'ala : (Di antara hamba-hamba Allah yang khasyah (takut) kepada-Nya, hanyalah para Ulama) dan maksudnya tiada orang yang khasyah kepada Allah, kecuali seorang 'alim. Maka telah Allah khabarkan bahwa setiap orang yang khasyyah kepada Allah maka dia seorang 'alim, sebagaimana firmankan-Nya pada ayat lain : "(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?” (QS. Az Zumar : 9)
   
نسأل الله تعالى أن يرزقنا العلم النافع والعمل الصالح.



Bedanya Orang Berilmu Dengan Orang Bodoh

‎قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله في (مجموع الفتاوى 13/235) : والعالم يعرف الجاهل ; لأنه كان جاهلا ، والجاهل لا يعرف العالم ; لأنه لم يكن عالما .

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ah Al-Fatawa (13:235) berkata, “Orang yang berilmu pasti mengetahui siapakah yang bodoh, karena dulunya ia berawal dari bodoh. Namun orang yang bodoh tak mengenal siapakah yang berilmu karena dari dulu ia bukanlah seorang alim (orang yang berilmu).”

Siapakah Orang Yang Cerdas ?

     Rasulullah bersabda:

أَفْضَلُ المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ

“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya, pent).” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, hadits Shahih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H

  Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H ✍🏻  Hujjah Dan Burhan Terhunus ...