1. Dalil naqli yang shahih (bersumber dari wahyu Ilahi dengan sanad mutashil dan riwayat mutawatir) menyatakan الله tidak memiliki anak. الله Ta'ala berfirman :
“Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, الله mempunyai anak. Maha Suci الله, bahkan milik-Nyalah apa yang di langit dan di bumi. Semua tunduk kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah : 116)
Dan katakanlah, “Segala puji bagi الله yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya." (QS. Al-Isra' Ayat 111)
2. Tak ada dalil yang bersumber dari wahyu Ilahi dengan sanad shahih dan mutashil (bersambung/tidak terputus) yang menyatakan الله memiliki seorang anak untuk tumbal penebusan dosa.
3. Allah memiliki sifat Tsubutiyyah dan shifat Salbiyyah. Berdasarkan sifat Salbiyyah, maka secara akal sehat tak mungkin bagi الله menjadi manusia, iblis ataupun hewan (makhluk yang lemah dan bisa mati) untuk menebus dosa/kezhaliman makhluk-Nya. Karena itu justru menunjukkan ketidaksempurnaan الله.
4. Dalil Aqli. Menurut akal sehat maka tak mungkin ada seorang Raja yang lebih memilih putra mahkota yang disayangi dan tak berdosa dijadikan tumbal hanya untuk menebus kesalahan (dosa) para hamba (budaknya). Itu sungguh tidak adil. Kecuali jika raja sudah tak berakal sehat.