Sabtu, 31 Agustus 2024

Bantahan Atas Keyakinan الله Memiliki Anak Untuk Tumbal Penebusan Dosa Manusia



 


Bantahan Atas Keyakinan الله Memiliki Anak Untuk Tumbal Penebusan Dosa Manusia

1.  Dalil naqli yang shahih (bersumber dari wahyu Ilahi dengan sanad mutashil dan riwayat mutawatir) menyatakan الله tidak memiliki anak. الله Ta'ala berfirman :

وَقَا لُوا  اتَّخَذَ  اللّٰهُ  وَلَدًا   ۙ سُبْحٰنَهٗ   ۗ بَلْ  لَّهٗ  مَا  فِى  السَّمٰوٰتِ  وَا لْاَ رْضِ   ۗ كُلٌّ  لَّهٗ  قَا نِتُوْنَ

“Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, الله mempunyai anak. Maha Suci الله, bahkan milik-Nyalah apa yang di langit dan di bumi. Semua tunduk kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah : 116)

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا ࣖ

Dan katakanlah, “Segala puji bagi الله yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya." (QS. Al-Isra' Ayat 111)

2. Tak ada dalil yang bersumber dari wahyu Ilahi dengan sanad shahih dan mutashil (bersambung/tidak terputus) yang menyatakan الله memiliki seorang anak untuk tumbal penebusan dosa.

3.  Allah memiliki sifat Tsubutiyyah dan shifat Salbiyyah. Berdasarkan sifat Salbiyyah, maka secara akal sehat tak mungkin bagi الله menjadi manusia, iblis ataupun hewan (makhluk yang lemah dan bisa mati) untuk menebus dosa/kezhaliman makhluk-Nya. Karena itu justru menunjukkan ketidaksempurnaan الله.

4.  Dalil Aqli. Menurut akal sehat maka tak mungkin ada seorang Raja yang lebih memilih putra mahkota yang disayangi dan tak berdosa dijadikan tumbal hanya untuk menebus kesalahan (dosa) para hamba (budaknya). Itu sungguh tidak adil. Kecuali jika raja sudah tak berakal sehat.


Kebanyakan Orang Kafir Tidak Mengetahui Al-Haqq (Kebenaran) Dan Berpaling


 


Kebanyakan Orang Kafir Tidak Mengetahui Al-Haqq (Kebenaran) Dan Berpaling


اَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ ۝٦٠

“Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 60)

وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُۖ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا ۝٨١

Katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap. (QS. Al-Isra' : 81)

اَفَمَنْ يَّعْلَمُ اَنَّمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ اَعْمٰىۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِۙ ۝١٩

"Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dari Rabb-mu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya orang yang berakal sehat sajalah yang dapat mengambil pelajaran." (QS. Ar-Ra'd : 19)

       Namun, umumnya manusia tidak peduli terhadap kebenaran sehingga mereka berkubang di dalam kesesatan dengan sadar atau tanpa sadar. Allah Ta'ala berfirman:

اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةًۗ قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْۚ هٰذَا ذِكْرُ مَنْ مَّعِيَ وَذِكْرُ مَنْ قَبْلِيْۗ بَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَۙ الْحَقَّ فَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ ۝٢٤

"Atau apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia? Katakanlah (Muhammad), “Kemukakanlah burhan (alasan-alasanmu)! Ini (ajaran tauhid) adalah peringatan bagi orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang sebelumku.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui al-haq (kebenaran), karena itu mereka berpaling." ? (QS. Al-Anbiya' : 24)

Jumat, 30 Agustus 2024

Bantahan Atas Keyakinan الله Memiliki Anak Untuk Tumbal Penebusan Dosa Manusia


 


Bantahan Atas Keyakinan الله Memiliki Anak Untuk Tumbal Penebusan Dosa Manusia

1.  Dalil naqli yang shahih (bersumber dari wahyu Ilahi dengan sanad mutashil dan riwayat mutawatir) menyatakan الله tidak memiliki anak. الله Ta'ala berfirman :

وَقَا لُوا  اتَّخَذَ  اللّٰهُ  وَلَدًا   ۙ سُبْحٰنَهٗ   ۗ بَلْ  لَّهٗ  مَا  فِى  السَّمٰوٰتِ  وَا لْاَ رْضِ   ۗ كُلٌّ  لَّهٗ  قَا نِتُوْنَ

“Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, الله mempunyai anak. Maha Suci الله, bahkan milik-Nyalah apa yang di langit dan di bumi. Semua tunduk kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah : 116)

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا ࣖ

Dan katakanlah, “Segala puji bagi الله yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya." (QS. Al-Isra' Ayat 111)

2. Tak ada dalil yang bersumber dari wahyu Ilahi dengan sanad shahih dan mutashil (bersambung/tidak terputus) yang menyatakan الله memiliki seorang anak untuk tumbal penebusan dosa.

3.  Allah memiliki sifat Tsubutiyyah dan shifat Salbiyyah. Berdasarkan sifat Salbiyyah, maka secara akal sehat tak mungkin bagi الله menjadi manusia, iblis ataupun hewan (makhluk yang lemah dan bisa mati) untuk menebus dosa/kezhaliman makhluk-Nya. Karena itu justru menunjukkan ketidaksempurnaan الله.

4.  Dalil Aqli. Menurut akal sehat maka tak mungkin ada seorang Raja yang lebih memilih putra mahkota yang disayangi dan tak berdosa dijadikan tumbal hanya untuk menebus kesalahan (dosa) para hamba (budaknya). Itu sungguh tidak adil. Kecuali jika raja sudah tak berakal sehat.

Rabu, 28 Agustus 2024

Yahudi Dan Nashrani Mengklaim Bahwa Hanya Diri Mereka Yang Masuk Surga


 


Yahudi Dan Nashrani Mengklaim Bahwa Hanya Diri Mereka Yang Masuk Surga


      Orang Yahudi dan Nashrani menyangka bahwa hanya mereka yang akan masuk ke dalam Jannah (Surga). Mereka menyangka keselamatan dan penebusan dosa, padahal semua itu hanya angan-angan kosong belaka. Allah Ta'ala berfirman :

وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nashrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar". (terjemah makna QS. Al-Baqarah : 111). Allah Ta'ala juga berfirman :

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ

"Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat (seburuk-buruk) makhluk." (terjemah makna QS Al-Bayyinah : 6).

Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H

  Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H ✍🏻  Hujjah Dan Burhan Terhunus ...