Sabtu, 30 Maret 2024

Pentingnya Sanad Untuk Mengetahui Keabsahan



 

Pentingnya Sanad Untuk Mengetahui Keabsahan


     Sanad/isnad merupakan kekhususan umat Islam. Al-Qur'an telah diriwayatkan kepada kita oleh para perawi dengan sanad yang mutawatir. Demikian pula telah sampai kepada kita hadits-hadits Nabi dengan sanad-sanad yang shahih.

     Berbeda dengan kitab Injil dan Taurat yang ada pada kaum Nashrani dan Yahudi tanpa sanad yang bersambung dan shahih, sehingga sangat diragukan keabsahan kedua kitab tersebut

■  Imam Muslim berkata :

عن مسعر قال سمعت سعد بن إبراهيم يقول لا يحدث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا الثقات وحدثني محمد بن عبد الله بن قهزاذ من أهل مرو قال سمعت عبدان بن عثمان يقول سمعت عبد الله بن المبارك يقول الإسناد من الدين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء

"Dari Mus'ir berkata : Saya mendengar Sa'd bin Ibraahim berkata : Tidaklah meriwayatkan hadits Nabi kecuali para perawi yang tsiqoh….dari 'Abdaan bin 'Utsmaan berkata : Aku mendengar Abdullah bin Al-Mubaarok berkata : "Isnad merupakan bagian dari agama, jika bukan karena isnad maka orang yang berkeinginan akan mengatakan apa saja yang dia kehendaki." (Riwayat imam Muslim)

■  Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata :

الإسناد سلاح المؤمن فإذا لم يكن معه السلاح فبأي شيء يقاتل

“Sanad adalah senjatanya orang-orang beriman. Apabila tidak ada senjata tersebut, lalu dengan apa mereka berperang?” (lihat Jami Al-Ushul hal 109)

■  Muhammad bin Hatim bin al-Mudzhaffar rahimahullah menyatakan:

إِنَّ اللهَ أَكْرَمَ هذه الأمة وشَرَّفَهَا وفَضَّلَهَا بالإسناد، وليس لأحد من الأمم كلها – قديمهم وحديثهم – إسنادٌ، وإنما هي صحفٌ في أيديهم، وقد خَلَطُوا بكتبهم أَخْبَارَهُم…

"Sesungguhnya Allah memuliakan dan memberikan kelebihan kepada umat ini dengan adanya isnad (sanad). Tidaklah ada isnad itu pada umat yang lain seluruhnya. Yang ada hanyalah lembaran-lembaran di tangan mereka yang kadang tercampur antara isi kitab mereka dengan khabar-khabar mereka." (lihat Syarafu Ash-haabil Hadits karya al-Khothib al-Baghdadiy (1/86))

■  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan:

الْإِسْنَادُ مِنْ خَصَائِصِ هَذِهِ الْأُمَّةِ ، وَهُوَ مِنْ خَصَائِصِ الْإِسْلَامِ، ثُمَّ هُوَ فِي الْإِسْلَامِ مِنْ خَصَائِصِ أَهْلِ السُّنَّةِ

"Isnad (sanad) adalah termasuk kekhususan umat ini. Itu adalah ciri khas Islam. Kemudian, di dalam Islam termasuk kekhususan Ahlus Sunnah." (lihat Minhajus Sunnah (7/37))

■  Para ahli hadits mendefinisikan hadits shahih dengan definisi berikut :

مَا اتَّصَلَ سَنَدُهُ بِنَقْلِ الْعَدْلِ الضَّابِطِ عَنْ مِثْلِهِ إِلَى مُنْتَهَاهُ مِنْ غَيْرِ شُذُوْذٍ وَلاَ عِلَّةٍ

"Yaitu hadits yang sanadnya bersambung dengan penukilan perawi yang 'adil dan dhoobith (kuat hafalannya) dari yang semisalnya hingga kepuncaknya tanpa adanya syadz dan penyakit ('illah)."

Apakah Di Samping الله ada اِلٰهٌ ( Tuhan ) Yang Lain ?



Apakah Di Samping الله ada اِلٰهٌ ( Tuhan ) Yang Lain ?


قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Katakanlah, “Kemukakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang yang benar.”


قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَاۤىِٕكُمْ مَّنْ يَّبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗۗ قُلِ اللّٰهُ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ (٣٤)

34. Katakanlah, “Adakah di antara sekutumu yang dapat memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?” Katakanlah, “Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengulanginya. Maka bagaimana kamu dipalingkan (menyembah selain Allah)?” (QS. Yunus : 34)

اَمَّنْ يَّبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَمَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ (٦٤)

64. Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan (makhluk) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah, “Kemukakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang yang benar.” (QS. An-Naml : 64)

وَهُوَ الَّذِيْ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَهُوَ اَهْوَنُ عَلَيْهِۗ وَلَهُ الْمَثَلُ الْاَعْلٰى فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ 

27. Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. Ruum : 27)

 

Kamis, 28 Maret 2024

Kenikmatan ( Kegembiraan ) Yang Membawa Sengsara


 

Kenikmatan ( Kegembiraan ) Yang Membawa Sengsara

فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ

Maka di antara manusia ada orang yang berdo’a, “Ya Rabb kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat. (QS. Al-Baqarah : 200)

وَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْ قَرْيَةٍ مِّنْ نَّذِيْرٍ اِلَّا قَالَ مُتْرَفُوْهَآ ۙاِنَّا بِمَآ اُرْسِلْتُمْ بِهٖ كٰفِرُوْنَ ٣٤  وَقَالُوْا نَحْنُ اَكْثَرُ اَمْوَالًا وَّاَوْلَادًاۙ وَّمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ ٣٥ قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ

Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.” Dan mereka berkata, “Harta dan anak- anak kami lebih banyak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab”.Katakanlah: “Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Akan tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui.”  (QS. Saba’ : 34)

     Cobalah perhatikan orang kafir di bawah ini, bagaimana dia bergembira dan berbahagia di dunia, namun di akhirat dia mendapatkan penderitaan yang tidak akan tertahan. الله Ta'ala berfirman :

وَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ وَرَاۤءَ ظَهْرِهٖۙ ١٠ فَسَوْفَ يَدْعُوْا ثُبُوْرًاۙ ١١ وَّيَصْلٰى سَعِيْرًاۗ ١٢اِنَّهٗ كَانَ فِيْٓ اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًاۗ ١٣اِنَّهٗ ظَنَّ اَنْ لَّنْ يَّحُوْرَ ۛ ١٤بَلٰىۛ اِنَّ رَبَّهٗ كَانَ بِهٖ بَصِيْرًاۗ    

Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).  Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Rabbnya selalu melihatnya. (QS. Al-Insyiqâq : 10-15)

Selasa, 26 Maret 2024

Jawaban Atas Syubhat Orang Kafir Terkait QS. Al Ma'arij : 40


 

Jawaban Atas Syubhat Orang Kafir Terkait  QS. Al Ma'arij : 40


     Di media sosial pemilik akun Cruss Ader menebarkan syubhat Islam bukan ajaran monoteisme yang menyembah 1 Ilah.

     Maka sebagai jawaban kita katakan :

■  Al Qur'an dan Hadits Nabi itu wajib dipahami sesuai pemahaman para Shahabat.. agar tidak sesat dan menyesatkan.

لماذا يجب ان نفهم القرآن والسنة على فهم الصحابة رضي الله عنهم؟
قال العلامة ابن القيم رحمه الله تعالى : "أفهام الصحابة فوق أفهام جميع الأمة، وعلمهم بمقاصد نبيهم ﷺ ، وقواعد دينه وشرعه، أتمّ من عِلم كل مَن جاء بعدهم."  (الطرق الحكمية ٣٢٤/١)

     Mengapa kiita wajib memahami Al Qur'an dan As Sunnah di atas pemahaman para Shahabat radhiyaallahu 'anhum?
Al Allamah Ibnul Qayyim رحمَـہ الله تَعـَالَـى berkata : "Pemahaman Shahabat رضي اللّه عنهم diatas pemahaman seluruh umat. Dan ilmu mereka tentang maksud tujuan Nabi ﷺ dan kaidah-kaidah agamanya dan syari'atnya lebih sempurna daripada ilmu setiap orang yang hidup setelah mereka." (liha At Turuqul Hikmiyyah : 1/324)

■  Adapun jika bantahan secara akal sehat. Misal Fir'aun bersumpah : "Aku bersumpah demi raja yang menguasai negeri Mesir ini.. sesungguhnya kami sangat berkuasa" itu artinya Fir'aun bersumpah dengan dirinya sendiri. Jadi jangan dipahami "aku, "raja Mesir" dan "kami" itu 3.

Akan tapi sumpah seperti ini tidak benarkan bagi makhluk. Sumpah seperti itu kekhususan Rabb Semesta Alam.

Rabu, 20 Maret 2024

Sembahlah الله Dan Jauhilah Ath-Thoghut ( Semua Sesembahan Selain الله )


 

Sembahlah الله Dan Jauhilah Ath-Thoghut ( Semua Sesembahan Selain الله )


     Kita diperintahkan menyembah الله dan menjauhi ath-thoghut (sesembahan selain الله). الله Ta'ala berfirman :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah الله, dan jauhilah thaghut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An Nahl : 36)

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

"Sungguh Aku ini الله, tidak ada ilah (tuhan yang haq) selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS. Thaha : 14)

Hasbunaallah Wa Ni’mal Wakiil


 

Hasbunaallah Wa Ni’mal Wakiil
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

     Dalam Al Qur'an الله Ta'ala berfirman :

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada الله, maka niscaya الله akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS. Ath Tholaq: 3).

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Jika الله menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika الله menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus : 107)

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ


“Cukuplah Allah menjadi Penolong  kami dan الله adalah sebaik-baik Pelindung”. (QS. Ali ‘Imran: 173) 

Senin, 18 Maret 2024

Apa Yang Paling Dibenci Orang Kafir Sehingga Bisa Membuat Hatinya Jengkel Dan Marah ?



 

Apa Yang Paling Dibenci Orang Kafir Sehingga Bisa Membuat Hatinya Jengkel Dan Marah ?

    
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

"Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk الله itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah ilmu datang kepadamu, maka الله tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. Al-Baqarah : 120)

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ هَلْ تَنقِمُونَ مِنَّا إِلاَّ أَنْ آمَنَّا بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلُ وَأَنَّ أَكْثَرَكُمْ فَاسِقُونَ

Katakanlah: “Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada الله, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kalian benar-benar orang-orang yang fasiq?”” (QS. Al Maidah: 59).

الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ

Orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Rabb kami hanyalah الله.”” (QS. Al Hajj: 40).

Mari Kita Katakan :

Rabb kami hanyalah الله

"Tiada Ilah Yang Berhak Disembah Selain الله, Muhammad Rasulullah. Sehingga semua sesembahan selain الله maka batil.."

Sabtu, 16 Maret 2024

Jadikanlah Nabi ﷺ Dan Para Shahabat Sebagai Teladan


 


Jadikanlah Nabi ﷺ Dan Para Shahabat Sebagai Teladan


Jangan Mencari Teladan Orang Yang Masih Hidup

     Shahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

مَن كانَ مُسْتَنًّا ، فَلْيَسْتَنَّ بمن قد ماتَ ، فإنَّ الحيَّ لا تُؤمَنُ عليه الفِتْنَةُ ، أولئك أصحابُ محمد - صلى الله عليه وسلم - ، كانوا أفضلَ هذه الأمة : أبرَّها قلوبًا ، وأعمقَها علمًا ، وأقلَّها تكلُّفًا ، اختارهم الله لصحبة نبيِّه ، ولإقامة دِينه ، فاعرِفوا لهم فضلَهم ، واتبعُوهم على أثرهم ، وتمسَّكوا بما استَطَعْتُم من أخلاقِهم وسيَرِهم ، فإنهم كانوا على الهُدَى المستقيم.
والأثر رواه ابن عبد البر في "جامع بيان العلم وفضله" (2/947ـ رقم 1810)

“Siapa yang ingin mencari teladan, maka carilah teladan dari orang-orang yang sudah mati. Karena sesungguhnya orang yang masih hidup itu tidaklah aman dari fitnah (ketergelinciran). Mereka adalah Shahabat Muhammad ﷺ. Mereka generasi termulia dari umat ini yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, dan paling anti berlebihan dalam tindakan (tidak takalluf).
Allah Ta’ala memilih mereka untuk menjadi Shahabat nabi-Nya dan untuk menegakkan agama-Nya. Maka dari itu, akuilah keutamaan mereka dan ikutilah atsar (jejak) mereka. Dan pegang teguhlah akhlaq mereka semampu kalian. Karena sungguh mereka berada di atas al huda al mustaqim (petunjuk yang lurus).” (Dinukil Ibnu Abdil Baar dalam kitabnya Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlih 2/947 no 1810).

Jumat, 15 Maret 2024

Nabi Muhammad ﷺ Seorang Yang Ummi ( الأمي )




 

Nabi Muhammad Seorang Yang Ummi ( الأمي )

     Allah Ta'ala berfirman :

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ

Yaitu orang-orang yang mengikuti rasul, sang nabi yang ummi, yang mereka jumpai keterangan tertulis dalam kitab taurat dan injil yang ada di tengah mereka. (QS. Al-A’raf: 157)

فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Berimanlah kalian kepada Allah, Rasul-Nya, sang nabi yang ummi, yang beliau beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya. Ikutilah beliau agar kalian mendapat petunjuk. (QS. Al-A’raf: 158)

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang ummi seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (as-Sunnah).” (QS. Al-Jumu’ah: 2)

وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ

“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).” (QS. Al-Ankabut: 48)

Makna "Ummi" ( الأمي ) Itu Beda Dengan Bodoh

     Al-Qurthubi menyebutkan beberapa keterangan seputar makna Ummi,

قال ابن عباس: الاميون العرب كلهم، من كتب منهم ومن لم يكتب، لانهم لم يكونوا أهل كتاب. وقيل: الاميون الذين لا يكتبون. وكذلك كانت قريش. وروى منصور عن إبراهيم قال: الامي الذي يقرأ ولا يكتب

Ibnu Abbas mengatakan : "al-Ummi adalah semua orang arab, baik mereka yang bisa menulis maupun mereka yang tidak bisa menulis. Karena mereka bukan ahli kitab. Ada yang mengatakan, al-Ummiyun adalah mereka yang tidak bisa menulis, dan seperti itu kondisi orang Quraisy. Dan diriwayatkan oleh Manshur dari Ibrahim, beliau mengatakan, al-Ummi adalah orang yang bisa melafalkan tapi tidak bisa menulis. (lihat Tafsir al-Qurthubi, 18/91-92).

     Ibnu Abbas juga menjelaskan ayat di surat al-Ankabut,

كان نبيكم صلى الله عليه وسلم أميا لا يكتب ولا يقرأ ولا يحسب

Nabi kalian  adalah orang ummi, tidak menulis, membaca, dan tidak bisa ilmu hisab. Lalu Ibnu Abbas membaca firman Allah di surat al-Ankabut: 48. (lihat Tafsir al-Qurthubi, 7/298)

     Dan kondisi tidak bisa membaca tulisan, sama sekali tidak menunjukkan bahwa beliau kecerdasannya rendah. Banyak tokoh hebat di tengah Quraisy, mereka tidak bisa membaca tulisan. Namun kecerdasan ketika itu diukur dari kedewasaan dan bijaksana dalam bersikap. Beliau bisa menyelesaikan kasus dengan baik, dewasa ketika menghadapi masalah, itulah orang ummi.

     Ummi itu maknanya beda dengan bodoh. Adapun bahasa Arabnya "bodoh" diantaranya :

أَبْلَه، أحْمَقَ، جَاهِل، خَرُقَ - يَخْرُقُ - خَرَاقَةً، سَخِيْف، سَفِيْه، غَبِيّ، مَجْنُوْن


Hikmah Diutusnya Nabi ﷺ Seorang Yang "Ummiy"

    
     Lantas apa hikmah diutus nabi al ummiy? Allah Ta'ala memberikan alasannya dalam surah Al-Ankabut: 48 :

وَمَا كُنْتَ تَتْلُوْا مِنْ قَبْلِهٖ مِنْ كِتٰبٍ وَّلَا تَخُطُّهٗ بِيَمِيْنِكَ اِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُوْنَ

“Dan engkau (Nabi Muhammad) tidak pernah membaca suatu kitab pun sebelumnya (Al-Qur’an) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu. Sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis,) niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya (bahwa ia dari Allah).” (QS. Al-Ankabut: 48).

قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ: فَإِنْ قِيلَ مَا وَجْهُ الامتنان فإن بَعَثَ نَبِيًّا أُمِّيًّا؟ فَالْجَوَابُ عَنْهُ مِنْ ثَلَاثَةِ أَوْجُهٍ: أَحَدُهَا: لِمُوَافَقَتِهِ مَا تَقَدَّمَتْ بِهِ بِشَارَةُ الْأَنْبِيَاءِ. الثَّانِي: لِمُشَاكَلَةِ حَالٍ لِأَحْوَالِهِمْ، فَيَكُونُ أَقْرَبَ إِلَى مُوَافَقَتِهِمْ. الثَّالِثُ: لِيَنْتَفِيَ عَنْهُ سُوءُ الظَّنِّ في تعليمه ما دعى إِلَيْهِ مِنَ الْكُتُبِ الَّتِي قَرَأَهَا وَالْحِكَمِ الَّتِي تَلَاهَا.

     Al Mawardi rahimahullah berkata : Jika ada orang yang bertanya, apa sisi kelebihan dengan Allah utus seorang nabi yang ummi, Maka jawabannya, ada 3 alasan mengenai hal ini,

(1)  Agar sesuai dengan informasi dan kabar gembira yang disampaikan para nabi sebelumnya tentang kehadiran beliau.

(2)  Agar sesuai dengan keadaan orang arab, sehingga lebih dekat dengan kesamaan mereka

(3) Untuk menghilangkan su’udzan karena beliau dianggap telah mengajarkan kitab-kitab yang telah beliau baca sebelumnya.

(lihat Tafsir Al-Qurthubi QS. Al Jumu'ah : 2).

Rabu, 13 Maret 2024

Selain Orang Kafir Dan Ahlul Ahwa', Siapa Yang Meragukan Keadilan Allah ?



 


Selain Orang Kafir Dan Ahlul Ahwa', Siapa Yang Meragukan Keadilan Allah ?


اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ
              
Bukankah Allah hakim yang paling adil? (QS. At-Tin Ayat: 8)

     Segala amal perbuatan manusia kelak diminta pertanggungjawabannya dan diadili sampai tidak ada lagi yang merasa dizhalimi. Allah Ta'ala berfirman :

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُوْنَ ەۗ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الْاَبْصَارُۙ
               
"Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zhalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak," 
(QS. Ibrahim : 42)

۞ يَوْمَ تَأْتِيْ كُلُّ نَفْسٍ تُجَادِلُ عَنْ نَّفْسِهَا وَتُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
     
"(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap orang datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi setiap orang diberi (balasan) penuh sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan)."
(QS. An-Nahl : 111)

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ (٧) وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ (٨)
               
"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,
dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
(QS. Az-Zalzalah : 7-8)

يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا

“Pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku jadi tanah.” (QS. An-Naba:  40).

     Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi
bersabda :

لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ

“Sungguh semua hak akan dikembalikan kepada pemiliknya pada hari kiamat. Sampai diqishas kambing yang tidak bertanduk kepada kambing yang bertanduk.” (HR. Ahmad 7404 & Muslim 6745)

     Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah  bersabda :

يحشر الخلق كلهم يوم القيامة البهائم و الدواب و الطير و كل شيء فيبلغ من عدل الله أن يأخذ للجماء من القرناء ثم يقول : كوني ترابا؛ فعند ذلك يقول الكافر: يَا لَيْتَنِي كُنتُ تُرَابًا

Semua makhluk akan dikumpulkan pada hari kiamat, binatang, hewan liar, burung-burung, dan segala sesuatu, sehingga ditegakkan keadilan Allah, untuk memindahkan tanduk dari hewan hewan bertanduk ke yang tidak bertanduk (lalu dilakukan qishas). Kemudian Allah berfirman, “Kalian semua, jadilah tanah.” Di saat itulah orang kafir mengatakan, “Andai aku jadi tanah.” (HR. Hakim 3231 dan dishahihkan ad-Dzahabi).

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَٰكِنَّ النَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri.” (Yunus: 44)

اِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَاِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۚوَاِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَاِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
               
"Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-Ma'idah : 118)


قَالَ اللّٰهُ هٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصّٰدِقِيْنَ صِدْقُهُمْ ۗ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
               
Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. Al-Ma'idah Ayat: 119)


Selasa, 05 Maret 2024

Hukum Membunuh Dan Memerangi Orang Kafir





Hukum Membunuh Dan Memerangi Orang Kafir


     Orang Kafir Itu Ada Yang Haram Dibunuh (Dizhalimi) Dan Ada Yang Boleh Diperangi.

■  Orang-orang kafir yang haram untuk dibunuh adalah tiga golongan:

(1) Kafir dzimmi (orang kafir yang membayar jizyah/upeti yang dipungut tiap tahun sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum muslimin). Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah bersabda :

مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun. ” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

(2) Kafir mu’ahad (orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara mereka dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah disepakati). Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah bersabda,

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Siapa yang membunuh kafir mu’ahad ia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari no. 3166)

(3) Kafir musta’man (orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari kaum muslimin atau sebagian kaum muslimin). Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْلَمُونَ

“Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS. At Taubah: 6)

     Adapun membunuh orang kafir yang berada dalam perjanjian dengan kaum muslimin secara tidak  sengaja, Allah Ta’ala telah mewajibkan adanya diat dan kafaroh sebagaimana firman-Nya,

وَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِنَ اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barang siapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An Nisaa’: 92)

■  Sedangkan orang kafir selain tiga di atas yaitu kafir harbi yang memusuhi Islam itulah yang boleh diperangi. Allah Ta’ala berfirman :

قَاتِلُوا الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلا بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS. At Taubah : 29)

Senin, 04 Maret 2024

Tunjukkan Burhan Jika Kalian Orang Yang Benar


 


Tunjukkan Burhan Jika Kalian Orang Yang Benar
هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ


فَمَنۡ حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡاْ نَدۡعُ أَبۡنَآءَنَا وَأَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَأَنفُسَنَا وَأَنفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰذِبِينَ.
(آل عمران : ٦١)

Daripada dirimu hanya sibuk menantang debat..
Syirik niat cari popularitas ingin dikatakan hebat..
Debat kusir, dusta dan angkuh timbulkan mafsadat..
Yang tiada hasilnya dan juga tiada mashlahat.

Maka lebih baik coba buatlah sebuah surat..
Semisal Al Fatihah atau Pembukaan surat..
Ummu Al Qur'an yang terdiri dari tujuh ayat..
Untuk buktikan apakah dirimu benar hebat?

Jika nanti tiada pihak yang mau mengaku kalah..
Bisa diselesaikan dengan berhakim kepada Allah..
Tunjukkan kebenaran lewat manhaj mubahalah..
Siapa yang pendusta semoga mendapat la'nah.

Mubahalah termasuk salah satu metode dakwah..
Dan sebagai hakim pemutus perselisihan masalah..
Yang diajarkan Rasulullah dan para Salaful Ummah..
Semoga dengannya kebatilan sirna dan segera musnah.

Teguh Akhiri Wiyanto (Hazim Al Jawiy) wa.me/6285226371103

Sabtu, 02 Maret 2024

Allah Tetap Sabar Meski Disakiti Dengan Perkataan "Allah Memiliki Anak"


 

Allah Tetap Sabar Meski Disakiti Dengan Perkataan "Allah Memiliki Anak"


     Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا (92)

“Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” (QS. Maryam: 88-92)

     Ka’ab Al Ahbar mengatakan,

غضبت الملائكة، واستعرت النار ، حين قالوا ما قالوا

“Malaikat akan murka, api neraka akan panas menyala ketika mereka menyuarakan apa yang mereka katakan.”

     Meski disakiti dan dikatakan seperti itu, Allah masih tetap memberikan rezeki.  Dalam hadits yang dikeluarkan dalam shahihain,

لَيْسَ أَحَدٌ – أَوْ لَيْسَ شَىْءٌ – أَصْبَرَ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنَ اللَّهِ ، إِنَّهُمْ لَيَدْعُونَ لَهُ وَلَدًا ، وَإِنَّهُ لَيُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih sabar dari bentuk disakiti yang ia dengar selain Allah. Mereka menyatakan bahwa Allah memiliki anak. Meski demikian, Allah masih memaafkan mereka dan tetap memberikan mereka rezeki.” (HR. Bukhari no. 6099 dan Muslim no. 2804, dari Abu Musa). 

Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H

  Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad ﷺ Dari Para Pencelanya Dan Musuh-musuh Islam - Rabi'ul Awwal 1446 H ✍🏻  Hujjah Dan Burhan Terhunus ...